Thursday, July 16, 2009

Roh Kudus "Penolong Kita Dalam Doa "



ROH KUDUS “PENOLONG KITA DALAM DOA

“Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Elohim dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan. Dan Elohim yang menyelidiki hati nurani, mengetahui maksud Roh itu, yaitu bahwa Ia, sesuai dengan kehendak Elohim, berdoa untuk orang-orang kudus” ( Roma 8 : 26-27 )

Indah sekali, Roh Kudus yang Elohim Bapa anugerahkan kepada kita melalui Yesus Kristus setelah kenaikan Tuhan Yesus ke sorga, bukan saja berperan sebagai Penghibur yang setia dan yang menguatkan orang-orang percaya, namun Firman Elohim juga memberitahukan kita bahwa Roh Kudus juga berperan sebagai Penolong dalam doa-doa kita.

Sebagaimana kita (dan juga segala mahluk) mengeluh, demikian juga Roh Kudus. Tetapi Roh itu tidak hanya mengeluh bersama kita tetapi Ia juga sebagai Penolong kita sebagai Pengantara doa-doa kita kepada Elohim. Peranan-Nya jauh lebih penting, sebab tanpa perantaraan-Nya tidak mungkin kita “mengeluh” mendoakan kedatangan dunia baru. Dunia yang kita harapkan itu tidak kita lihat ( Bdk Roma 8:24-25 ), sehingga kita tidak tahu bagaimana bentuk dan keadaannya. Sudah tentu sebagai orang percaya kita mengenal istilah “ pembebasan”, “penyelamatan”, “kemuliaan”. Tetapi tidak mungkin kita membayangkan kenyataan yang ditandai oleh istilah-istilah itu ( Bdk 1 Kor 2:9). Itulah kelemahan kita. Kelemahan itu bukanlah kekurangan perhatian dalam berdoa, kurang khusuknya dan khidmatnya kita, melainkan ketidakmampuan kita menyatakan keinginan kita dengan kata-kata yang memadai.Padahal, itulah cara yang sebenarnya harus dipakai dalam berdoa. Kata-kata kita harus sesuai dengan kemuliaan Elohim, dengan kebesaran keselamatan yang dianugerahkan-Nya. Berdoa kepada Elohim “ sebenarnya harus” dalam kata-kata Ilahi ( Roma 8:27 ). Tetapi kita tidak mampu, kita daging saja. Lagi pula, kata-kata kita dinodai dosa. Maka kita memerlukan Pengantara.

Pengantara itu ialah Roh Kudus, yang tinggal di dalam kita ( Bdk Roma 28:11). Disini tampaklah salah satu segi kegiatan Roh dalam diri kita, yaitu menjadi Pengantara ( bdk Yoh 14:16). Roh Kudus juga Penolong kita dalam perjuangan kita melawan dosa dan Penolong kita dalam upaya menempuh kehidupan baru. Dia juga yang mendorong orang percaya berkumpul menjadi jemaat (gereja/persekutuan orang percaya).Yang diungkapkan di sini ialah bahwa Roh Kudus, yang diam didalam diri kita, berdoa untuk kita kepada Elohim. Dia melakukan bagi kita apa yang tidak mampu kita lakukan. Dengan demikian Roh Kudus melakukan di dalam hati kita apa yang dilakukan Kristus ditakhta Elohim ( Bdk Roma 8:34 : Kristus sebagai Pengantara dan Pembela kita disorga ).

Roh berdoa untuk kita dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan yang artinya : Roh menyambut keluhan kita dan menyalin-Nya ke dalam bentuk yang “sesuai dengan kehendak Elohim” sehingga layak didengarkan Tuhan. Oleh sebagian orang, ayat Firman Tuhan diatas telah disalahtafsirkan sebagai karunia berbahasa roh/berbahasa lidah ( Yunani : “glosolalia” ). Sejak zaman Gereja Lama ( Origenes, Chrysostomus) ada penafsir yang mengartikan “ keluhan-keluhan yang tidak terucapkan” sebagai teriakan-teriakan ekstasis( bahasa lidah/glosolalia) yang disebut dalam 1 Kor 14. Menurut tafsiran itu, teriakan tersebut merupakan keluhan Roh dalam kita, melalui mulut manusia. Akan tetapi penafsiran tersebut tidaklah Alkitabiah dengan alasan sebagai berikut :

  1. Bahasa lidah dalam 1 Kor 14 merupakan perkataan manusia, sedangkan di sini keluhan berasal dari Roh Kudus sendiri.
  2. Keluhan-keluhan yang disambut dan disalin Roh disini ialah rintihan orang percaya mengenai keadaan mereka yang terdesak penderitaan, tekanan, kesusahan ( Bdk Roma 8 : 18), sedangkan bahasa lidah dalam 1 Korintus 14 pada pokoknya merupakan puji-pujian.
  3. Dalam 1 Korintus 14 bahasa lidah disebut kurang penting daripada berbagai karunia lain. Tidak layak kiranya kalau kita katakan bahwa keluhan-keluhan Roh dalam Roma 8:26 kurang penting.
  4. Dalam 1 Kor 14 anggota jemaat diajak menerjemahkan bahasa lidah ke dalam bahasa manusia ( Bdk 1 Kor 14:15-19). Sedangkan keluhan-keluhan Roh justru tidak dapat diucapkan manusia.

Allah memahami maksud Roh, sebab Roh menyampaikan keluhan manusia kepada Tuhan dengan cara yang sesuai dengan ( hakikat) Elohim, dengan cara Ilahi, dalam bahasa “ Ilahi”, yang memadai di hadapan Tuhan. Dengan demikian Roh Kudus yang tinggal dalam diri kita selamanya, juga menolong kita sebagai Pengantara doa kita kepada Allah. Puji Tuhan ! Dalam kelemahan, pencobaan, penderitaan, ujian dan tantangan yang berat, kita tidak sendiri. Roh Kudus menjadi Penolong kita. Karena Dia adalah Pendoa syafaat bagi orang-orang yang sudah percaya kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya secara pribadi.
Apakah saudara sulit berdoa ? Mintalah Roh Kudus menyampaikan isi hatimu kepada Elohim. Jangan kecewa. Allah pasti menjawabmu !.

Soli Deo Gloria.

2 comments:

  1. Puji Tuhan. Terimakash untuk artikel-artikel yang sangat. Salam saya Untuk Opa dan Maha.
    Tuhan Yesus memberkati

    ReplyDelete
    Replies
    1. Orlando Ginting (Bunga Bakung)October 17, 2013 at 7:04 AM

      Terimakasih sudah memberikan komentarnya pada blog ini.Salam sejahtera dalam kasih Tuhan kita Yesus Kristus.Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah Bapa kita dan dari Tuhan kita Yesus Kristus menyertai dan memberkati kita..GBU.

      Delete

We Love Israel

We  Love Israel




Informasi Lowongan Kerja