Saturday, July 11, 2009

Doa = " Didengar Oleh Allah "



-->
DOA = “DIDENGAR OLEH ELOHIM”

“….kepada jemaat Elohim di Korintus, yaitu mereka yang dikuduskan dalam Kristus Yesus dan yang dipanggil menjadi orang-orang kudus, dengan semua orang di segala tempat, yang berseru kepada nama Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Tuhan mereka dan Tuhan kita…”( 1 Kor 1:2 )

Vitalnya doa untuk kehidupan perseorangan dan persekutuan gerejawi dapat dilukiskan dengan beberapa kisah berikut ini. Pertama kisah seseorang yang waktu baru dilahirkan, tidak dapat menangis. Menurut cerita ibu orang tersebut, kondisi tersebut berlangsung sampai beberapa jam. Sungguh mencemaskan ! Namun sesudah diusahakan oleh berbagai pihak di klinik bersalin dimana ia dilahirkan akhirnya tanda kehidupan itu keluar juga. Tangisan selain merupakan tanda kehidupan juga adalah bentuk komunikasi awal dalam kehidupan manusia. Tidak heran bila ada yang menjadikan tangisan sebagai gambaran dari teriakan pertobatan di awal relasi manusia dengan Elohim sebagai bukti tengah terwujudnya pembaruan hidup dalam diri seseorang. Maka wajar bila kemampuan bicara pada usia dini, menjadi juga pusat perhatian para orangtua. Saya pernah mendengar kesaksian sepasang suami istri yang begitu khawatir tentang penyakit yang di diderita istrinya. Sudah berulang kali dibawa kedokter dan diberi obat ternyata alergi ditangan sang istri tidak juga sembuh-sembuh. Bahkan penyakit yang diderita di tangannya seperti penyakit kusta ( kulit tangannya retak-retak dan nampak dagingnya) sangat menyiksa sehingga sang istri harus memakai sarung tangan untuk menyuci pakaian dan memasak makanan. Sesudah sang suami banyak mendoakannya setiap pagi selama kurang lebih 1,5 jam, akhirnya penyakit sang istri berangsur pulih dan sembuh sama sekali. Seperti pengalaman yang pertama, dalam pengalaman inipun kesukaan menghapuskan segala kekhawatiran sebelumnya. Tangan sang istri mulai sembuh, dan selama ini kekhawatiran akan menderita penyakit kusta telah terhapus !
Doa sesungguhnya adalah tanda luar biasa penting dari adanya kehidupan hasil karya anugerah Elohim dalam kehidupan seseorang. Bagaimana pun bentuk ungkapan hati kepada Elohim itu, entah berupa tangisan atau sekedar keluh kesah, atau ungkapan hati tulus yang penuh nuansa syukur dan sarat makna, hal itu penting. Penting bukan saja bagi yang bersangkutan sebagai tanda bahwa di dalam dirinya hidup dari Elohim tengah beroperasi, tetapi juga penting dan menyukakan hati Elohim. Apabila hati manusia meluap dengan sukacita mendengar bayi mereka menangis atau anak mereka mulai belajar menyapa : mama, papa,..dst.., lebih lagi hati Bapa surgawi kita. Waktu anak-anak-Nya menyatakan entah respons mereka kepada sabda-Nya atau membuka hidup mereka kepada-Nya, hal tersebut menyukakan hati Elohim sebab merupakan suatu kejadian dimana anak-anak-Nya sedang menghargai relasi perjanjian yang telah Ia anugerahkan bagi mereka. Vitalnya berbicara tidak hanya untuk usia dini, tetapi pada segala tahapan usia. Demikian pun percakapan dengan Elohim merupakan hal hakiki dalam segala tahapan kerohanian kita.
Kehidupan doa sangat penting karena hakikat Kekristenan adalah relasi. Hakikat iman bukan ajaran-ajaran moral, bukan berbagai ritual religius, bukan juga sistem dogma-dogma, meski semua itu penting dan tidak boleh diabaikan dan ada tempatnya dalam iman Kristen. Alkitab mendefenisikan kehidupan Kristen sebagai “Elohim memanggil” dan orang percaya “memanggil balik Elohim” sebagai respons terhadap panggilan kasih-Nya itu “ ( Bdk 1 kor 1:2). Elohim adalah Elohim yang dengan pelbagai macam cara berbicara kepada manusia yang adalah gambaran-Nya, dan pada akhirnya Elohim berinkarnasi menjadi manusia di dalam Tuhan Yesus Kristus dan berbicara kepada manusia ciptaan-Nya ( Bdk Ibr 1:1-2). Maka doa bukan sekedar bagian dari ritual agama kristen dan karena itu tidak boleh juga kita rendahkan hanya ke tingkat kewajiban agamawi, melainkan doa adalah kenyataan dari adanya relasi yang hidup antara kita dengan Elohim Yang Hidup.
Ketika kita berdoa, Elohim mendengar dan Elohim terlibat dalam kehidupan umat-Nya. Namun ketika kita tidak berdoa, tidakkah itu berarti Elohim sedang kita tempatkan di bagian tepian kehidupan kita ? Marilah tempatkan Elohim di pusat sebagai pengendali seluruh aspek kehidupan kita. Kita tidak berdoa berarti kita menyangkali kedaulatan Elohim dan meremehkan relasi dengan-Nya.

Soli Deo Gloria

No comments:

Post a Comment

We Love Israel

We  Love Israel




Informasi Lowongan Kerja